1. TERBENTUKNYA PAROKI
Paroki
Santo Petrus dan Paulus Baturaja berawal dari karya nyata para
misionaris yakni para romo, bruder konggregasi Hati Kudus Yesus (SCJ)
dan para suster konggregasi Fransiskanes Pringsewu. Mereka
memperkenalkan Yesus Kristus melalui karya; social, pendidikan dan
kesehatan.
Pada
pertengahan bulan Juni 1948, atas ijin Mgr. Mekkelholt, Uskup Palembang
Panti Asuhan Rumah Yusup Palembang dipindahkan ke Baturaja dibawah
bimbingan Romo Borst SCJ. Mereka menempati rumah H. Tjik Ebek di dusun
Saung Naga dikontrak kurang lebih sepuluh tahun. Kedatangan mereka
itulah yang kemudian menjadi CIKAL BAKAL MUNCULNYA GEREJA/UMAT KATOLIK
di Baturaja. Pada tahun 1956 Panti Asuhan pindah ke Pusar menempati
gedung baru dengan Kapel untuk tempat doa dan misa bersama umat
sekitarnya.
Sekitar
tahun 1948 – 1951 lima orang suster konggregasi Fransiskanes Pringsewu
yaitu; Sr. M. Paulien, Sr. M. Winibertha, Sr. M. Romualdis, Sr. M. Yose
dan Sr. M. Clara Sujiah tinggal dan berkarya di rumah sakit Budiman
(kini RS. Umum Baturaja). Para suster tersebut selalu mengikuti perayaan
Misa Kudus atau doa ibadat lainnya bersama anak – anak P. Asuhan di
Saung Naga. Para suster melihat bahwa masyarakat sekitar membutuhkan
pelayanan kesehatan dan pendampingan spiritualis/rohani dan atas ijin
Uskup Palembang, membangun Rumah Sakit Bersalin yang selanjutnya dikenal
dengan Rumah Sakit KALAM dan kapel di Air Gading bangunan tersebut
diberkati dan diresmikan Mgr. Mekkelholt pada tanggal 22 Mei 1952. Kapel
tersebut juga digunakan untuk ekaristi bersama dengan umat sekitar pada
hari minggu.
Perkembangan
awal umat katolik Baturaja sangat didukung adanya sekolah – sekolah
periode perintisan seperti GR, SGB adalah cikal – bakal Yayasan
Pendidikan Xaverius, dimana siswanya banyak dari warga keturunan
(Tionghoa) yang ikut belajar agama katolik dan kemudian setelah
mengalami proses katekumenat (persiapan) lalu dipermandikan sebagai umat
katolik hingga sekarang.
Pada
tahun 1965 dibentuk Dewan Gereja Katolik sebagai pelindung Rm. Abdi
SCJ, Ketua Dr. Ci. Pohan (Dr. Handoko), Wakil Ketua CM. Nainggolan,
Sekretaris YB. Sukandar dengan tugas utamanya adalah; membangun gedung
gereja. Atas kegigihan mereka berdirilah gereja di Air Gading dan
diberkati oleh Mgr. JH. Soudant pada tanggal 29 Juni 1966. Karena hari
tersebut bertepatan dengan hari raya St. Petrus dan Paulus maka Rm. Abdi
mengusulkan nama pelindung gereja adalah SANTO PETRUS DAN PAULUS usul
itu diterima dan menjadi nama pelindung sampai sekarang. Terbentuknya
Gereja/umat katolik Baturaja berkolerasi dengan lahirnya umat katolik
di Paroki Sang Penebus Batuputih yang mana penduduk asli atau pribumi
pemeluk katolik. Yang juga dirintis oleh Rm. Borst SCJ atas desakan
/permintaan tokoh adapt tokoh masyarakat bernama Kyai Serang Lang, Krio
Holil, Ketib Damseh dan Kyai Alwi mereka adalah tokoh penduduk
asli/pribumi yang menjadi cikal bakal umat katolik Batuputih yang
pelayanan dan perintisannya oleh Rm. Borst SCJ dari Pastoran Baturaja.
NO. NAMA
PASTOR TAHUN BERKARYA BIDANG KEKARYAAN
1. Th.
Borst SCJ 1948
– 1952 Pastor
Paroki Perintis
Perintis
pendiri Panti Asuhan Rumah Yusup
Perintis
pendidikan Katolik
2. JHE.
Belle Makers SCJ 1952
– 1957 Pastor
Paroki
Pelanjutan
pendirian Panti Asuhan
Pendiri
Pastoran
Perintis
SGB (sekarang SMP Xaverius)
3. JH.
Soudant SCJ 1957
– 1958 Pastor
Paroki
Penataan
kegiatan pastoral paroki
4. J.
Boonen SCJ 1958
– 1960 Pastor paroki, Perintis Kapel Pusar,
,tersendat
karena gejolak
politik
seputar Dekrit Presiden
5. J.
Van Kaam SCJ 1960
– 1964 Pastor
Paroki, menyelesaikan
pembangunan
Kapel Pusar
6. L.
Kwenten SCJ 1964 Pastor
Paroki, masa krisis politik
seputar
G.30-S. PKI
7. Abdi
Putro Raharjo SCJ 1964 – 1972 Pastor
Paroki, Dewan Paroki terbentuk
bernama
Dewan GerejaKatorlik.
Perencana
dan pembangunan Gereja Paroki
Pemberi
nama Pelindung
St.
Petrus dan Paulus,
Merancang
menara gereja
SMA
Xaverius dirintis
Bina
Tani Pancasila di rintis
8. Nico
Van Steekelenburg SCJ 1972 – 1981 Pastor Paroki, dikenal
masyarakat
umum
9. Fredy
Bambang Sutarno Pr 1981 – 1986 Pastor Paroki dan Projo
perdana di
Paroki.
Perintis pelayanan stasi Bindu
SP-3,
Merbau.
10. AG.
Sumaryono Pr 1986
– 1992 Pastor
Paroki, Kepala SMA Xaverius
11. B.
Clemens Wuwur Pr 1992
– 1997 Pastor
Paroki, dikenang masyarakat
Koordinator
pendidikan Katolik
12. M.
Nico Djumari Pr 1996
– 1999/2000 Pastor Paroki,
Koordinator
Pendidikan
Katolik/Xaverius,
Aktif
dalam ekumene
Bersama
DPP susun sejarah paroki (ultah 50)
13. FX.
Edi Prasetya Pr 1998
– 2000 Pastor
asisten, memasyarakat, mengumat,
Peminat
olah raga
14. P.
Sukino Pr 2004 Pjs.
Paroki
15. Simon
Margono Pr 2001
– 2006 Pastor
paroki
Koordinator
pendidikan Katolik/Xaverius
Remenejemen
Panti Asuhan
Penataan
seputar komunitas Rumah Yusup
16. Silvester
Joko Susanto Pr 2007 - Pastor Paroki
– Musyawarah Paroki
17. Antonius
Pr 2005
- Pastor
Asisten
Keterangan tambahan :
Pastoran Baturaja untuk dua Paroki
(Baturaja dan Batuputih)
Pastor Paroki St. Petrus dan Paulus juga
Koordinator Yayasan Pendidikan Xaverius Cab. Pimpinan Panti Asuhan Rumah Yusup,
Pemenej asset-2 paroki dan Keuskupan dan pelayanan extra lainnya
3. TOKOH UMAT DAN KATEKIS YANG TERLIBAT
PENGEMBANGAN PAROKI
Sejak era perintisan Gereja di
Baturaja peran umat dalam hal ini Tokoh/Pemuka dan katekis sukarela yang
tergerak karena tuntutan situasi dan kondisi dank arena panggilan iman turut
memberi sumbangsih yang tidak ternilai harganya hingga sekarang. Diantaranya
tokoh seperti H. Tjik Ebek yang tinggal di desa Saung Naga merelakan rumahnya
dikontrak kurang lebih sepuluh tahun untuk pelayanan pastoral pada masa
perintisan oleh pastor Th. Borst SCJ. Bp. Sukandar dan Bp. Hartono yang adalah
guru di Yayasan Xaverius model katekis sukarela yang gigih berkiprah dalam
bidang pewartaan dan kesaksian dengan menerima segala resiko dan konsekwensi
atas imannya yang dipandang hina oleh sebagian masyarakat pada jamannya. Hal
yang sama dilanjutkan oleh tokoh seperti Bp. Tamba Tua, Bp. P. Tukimin, Bp. T.
Matsuin dan banyak lagi tokoh lain yang tidak tersebut terus tanpa henti
menjadi katekis sukarela hingga sekarang. Bp. JV. Hapizul BA. Adalah katekis
sukarela yang berkesempatan belajar ilmu kateketik di AKI Madiun dan kemudian
dikaryakan dalam aneka kegiatan pastoral paroki disamping tugas utamanya
sebagai guru dan Kepala SMA Xaverius di era 1980 – hingga menjelang awal era
2000 – an. Karena perkembangan dan kompleksitas kegiatan pastoral dan untuk
mengatasinya Keuskupan menjalin hubungan kerja dengan Institut Pastoral
Indonesia (IPI) Malang selanjutnya Tenaga IPI (praktikan) di era 1980 – an
mulai diutus di berbagai paroki di keuskupan termasuk Paroki Baturaja dan
Batuputih. Praktikan IPI biasanya ditugaskan di berbagai stasi, pelayanan
pendidikan, pendampingan kaum muda dll. Stasi TegalArum sering menjadi post
praktikum IPI hingga sekitar tahun 1998. Pasca Praktikum IPI Keuskupan dan
paroki mengandalkan tenaga katekis sukarela yang kemudian disebut katekis AKAR
RUMPUT terakhir mendapat pembinaan secara menyeluruh oleh Keuskupan Agung
Palembang pada 18 – 20 April 2008 di TegalArum hadir kl. 200 katekis akar
rumput se KAPAL.
4. PERKEMBANGAN UMAT
NO. KRING/STASI JUMLAH UMAT/KK 2008

1. Donbosco
(kring perdana kl. 1972) 23
kk
2. Agustinus
(termasuk kring perdana) 35
kk
3. Yohanes
Pembaptis 50
kk
4. Clara 102
kk
5. Petrus 54
kk
6. Aloysius 13
kk
7. Yosep
10 kk
8. Stasi
TegalArum 198
kk
9. Stasi
Merbau 30
kk
11. Stasi
Bindu 17
kk
12. Stasi
Barito 5
kk

5. KARYA PAROKI YANG PERNAH DIDIRIKAN
NO. ANEKA
KARYA Dinamika
PENGARUH TERHADAP UMAT
MASYARAKAT/UMUM
1. Sosial Dimulai
sejak tahun 1948 yaitu Panti Asuhan Rumah Yusup.
Awalnya
hanya menampung anak laki – laki dari keluarga tidak
mampu
dan juga anak – anak “nakal”. Pada tahun 1992 mulai
menampung
anak – anak perempuan yang sekolah di SD, SMP,
SMA
Xaverius
2. Pendidikan
1.
Sekolah ciri khas katolik
merupakan saran pewartaan
yang
sangat efektif. SR didirikan pada tahun 1948
dipimpin
Bp. Rumagit, SR kemudian menjadi SD yang
melebur
dalam yayasan xaverius pada tahun 1967
SD
berkembang menjadi SDX I dipimpin oleh
Bp.
Tambatua dan SDX II dipimpin Sr.M. Angela Fr. Pr.
Dalam
perkembangan lanjut SDX II tahun 2003 salin
nama
menjadi Yayasan Fransiskus.
2.
Pendidikan
menengah dimulai dengan mendirikan SGB
tahun 1953 dipimpin
Br. Fidelis SCJ dan bertahan
selama 2 tahun dan
berubah menjadi SMP pada tahun
1955
3.
Selanjutnya
pada tahun 1966 didirikan SMA dengan
menempati gedung
SMP proses pembelajaran sore hari
dan bertahan selama
tiga tahun. Atas prakarsa Romo
Fredy Pr. SMA
tersebut didirikan kembali dengan
gedung sendiri di
kompleks Rumah Yusup Pusar
dipimpin oleh Bp.
JV. Hapizul BA, SMA berkembang
Dan eksis hingga
sekarang dengan nama
SMA Xaverius
Baturaja
Sejalan
dengan perkembangan dan tuntutan jaman Yayasan
Xaverius
meluaskan sayap dan membuka sekolah usia dini
Dengan
nama Taman Kanak – kanak Xaverius. Output (SDM)
Sekolah
Xaverius telah dapat mengharumkan bangsa dan
Negara
di segala lini dan kini tetap diperhitungkan sebagai
Lembaga
pendidikan yang berkualitas.
3. Kesehatan Pelayanan
ini ditangani para suster Konggregasi Fransiskanes
Pringsewu.
Dirintis sejak tahun 1948 dan berkembang pesat,
Berawal
dari karya para suster di rumah sakit Budiman
(sekarang
RSUD Ibnu Soetowo Baturaja) dan akhirnya karena
Tuntutan
mereka mendirikan rumah sakit sendiri yakni
RS.
Antonio. Kerjasamanya dengan paroki RS. Antonio
Mendirikan
poliklinik di stasi TegalArum dan kompleks
Sekolah
Xaverius, disamping juga melayani langsung ke
stasi
– stasi luar kota
dalam aneka kesempatan peristiwa
4. Pertanian Paroki
mendirikan Lembaga Bina Tani Pancasila (BTP) adalah
Proyek
guna mengembangkan social ekonomi. BTP dirintis
Oleh
Rm. Abdi SCJ bersama dengan Br. Aloysius Purwo SCJ.
Perkembangan
selanjutnya pada tahun 1968 beberapa karyawan
PT. Remiling Tjik
Ebek yang kena PHK (beragama katolik)
Direlokasi ke
TegalArum ditambah beberapa keluarga dari
Karyawan Rumah
Yusup dan beberpa keluarga dari Batuputih
Pada tahun 1977 BTP
berbadan hokum dengan nama Yayasan
Bina Tani Pancasila
(BTP). Bertujuan untuk mendidik kader
Petani handal
terakhir diasuh oleh Bruder Ariestides FIC.
Pengurus BTP awal
sbb; Ketua dr. Hardiwinoto,
Wakil CM.
Nainggolan, Sekretaris Ig. Soewardjo, Bendahara
Drg. Sapto Saputro.
Yayasan ini sampai sekarang masih
berlangsung dalam
naungan paroki St. Petrus-Paulus Baturaja
5. Kemasyarakatan Organisasi
dan Kelompok Gerejani, Pada tahun 1956 berdiri
Pemuda
Katolik dan kemudian menjadi elemen penting dalam
Partai
Katolik yang dipimpin Bp. CM. Nainggolan dan pada
Tahun
1965 Ormas WKRI lahir dipimpin Ibu dr. Handoko lalu
PGK
(Persatuan Guru Katolik) dipimpin oleh AL. Sitinjak.
PPSK
(Persatuan Pelajar Sekolah Katolik) dipimpin oleh
Bp.
YB. Samosir dan Kelompok Tani Pancasila pimpinan
Bp.
Y. Soekandar. WKRI merupakan ormas Gereja yang masih
Eksis
hingga sekarang, secara internal berkembang kelompok
Kategorial
seperti: Ibu – ibu Paroki, Mudika, Legio Maria,
Putra/putrid
altar, sekolah minggu, Paguyuban Pelajar Katolik
sekolah
non katolik didampingi Bp. Ambrosius Pembimas
Katolik
OKUT bersama Guru Agama Katolik PNS Depag –
Diknas
1.
PENGEMBANGAN Paroki
terus berkembang seiring dengan perkembangan jumlah
WILAYAH DAN SITUASI umat mulai dari
perkotaan hingga pedesaan, diantaranya
UMAT PAROKI
A.
Stasi TegalArum Stasi
ini mengalami dinamika perkembangan yang pesat
bagaikan;
biji gandung yang jatuh di tanah yang subur
(Mat
13 : 8). Agar stasi ini semakin menghasilkan banyak buah
yang
berlimpah tentu harus digembalakan secara lebih baik
agar
berotonomi – mandiri dan lebih memberi kesaksian bagi
masyarakat.
Berkaitan dengan stasi TegalArum ditulis dalam
lembar
khusus
B.
Stasi Bindu Terletak
di kecamatan Peninjauan kurang lebih 20 Km dari
jalan
utama. Umat stasi ini berasal dari daerah Lampung
yang
didatangkan atas prakarsa Rm. Fredy Pr. Ditempatkan
pada
lahan yang sudah disiapkan paroki di desa Bindu. Jumlah
umat
awal 16 kk. Karena alas an ekonomis maka beberapa orang
diantara
mereka eksodus/pindah ke SP-3. Mata pencaharian
umat
kerja harian perkebunan sawit, perkebunan karet
C.
Stasi SP-3 Seiring
dibukanya perkebunan kelapa sawit di SP-3 sebagian
umat
Stasi Bindu pindah ke tempat itu sejak tahun 1992 SP-3
dilayani
sebagai stasi sendiri hingga sekarang. Stasi SP-3
masuk
kecamatan Peninjauan kurang lebih 5 KM dari jalan
utama.
Mata pencaharian umat kerja harian perkebunan
Sawit/plasma,
perkebunan karet.
D.
Stasi Merbau Pada
mulanya (tahun 1981) Stasi Merbau hanya terdiri dari
3
KK berasal dari Jawa Tengah dan setelah menetap mereka
Minta
dilayani pastor dari Baturaja dan di kabulkan. Karena
Belum
mempunyai tempat ibadah, misa dilakukan di rumah
Rumah
secara bergilir. Pada tahun 1986 dibangun kapel
Sederhana
karena perkembangan umat maka kapel direhap
Di
perluas dan permanent dan pada tgl 16 Agustus 1998
Diberkati
dan dipergunakan hingga sekarang. Umat Stasi
Merbau
cukup aktif dan dinamis dan menunjukkan
kemandirian
dalam kegiatan pastoral. Stasi ini berada di
Kecamatan
Lubuk Batang. Mata pencaharian umat perkebunan
Sawit/plasma,
perkebunan karet, kurang lebih 15 KM dari
Kecamatan
atau 5 KM dari jalan utama.
E.
Stasi Barito Umat
berasal dari Lampung yang ikut transmigrasi.
Setelah
menetap mereka mencari Gembala ke Paroki
Baturaja
mohon pelayanan pastoral. Sebelumnya mereka
Beribadat
bersama umat Kristen Gereja Pentakosta.
Sejak
tahun 1995 minggu pertama Paskah umat dilayani
Sebagai
stasi sendiri jumlah umat 8 KK atau 28 jiwa.
Stasi
ini masuk Kabupaten MuaraEnim. Pencaharian bidang
pertanian/perkebunan
7. Aset
– asset Paroki Era
Pastor Abdi : Tanah dan tanam tumbuh di stasi TegalArum
Era
Pastor Fredy : Tanah di Jalan Lintas Depan Kantor Pajak
Tanah di Sarang Lang/Kapuran
Tanah di Stasi Bindu
Hingga
kini belum dikelola secara benar dan jika tidak
dirunut
dikemudian hari dapat menjadi bom waktu.
6. UNGKAPAN PERWUJUDAN GEREJA YANG
HIDUP DARI DULU HINGGA SEKARANG
- Kedalam/Internal : adalah kegiatan seputar liturgy - peribadatan, prosesi perkawinan, prosesi kematian, prosesi hari besar keagamaan.
- Keluar/Eksternal : dalam bidang politik/pemerintahan, tokoh seperti Bp. Drs. Ignasius Suwardjo, Bp. CM. Nainggolan, Generasi berikutnya : Bp. Tumidi, Bp. Yusuf Sofian, Bp. Bayu Sasongko, Bp. Parwanto SH., dapat memberi kesaksian bagi gereja dan dunia.
-
Dalam
Seni dan Budaya : Yang bernuansa Jawa dan Batak masih dapat dirasakan tetapi
cenderung melorot apresiasinya
-
Ekonomi
dan Perdagangan : Sarana – prasaran sedang dalam pembangunan dan rehabilitasi
terutama sentra ekonomi, secara makro rentan terhadap kebijakan nasional
seperti isu kenaikan BBM, remunerasi gaji PNS, kelangkaan sembako dll.
-
Ilmu
dan Teknologi : Lembaga pendidikan sebagai agen IPTEK terutama Perguruan Tinggi
yang ada di OKU belum memperlihatkan outpunya/penemuan/terapannya yang dapat
dirasakan masyarakat justru ilmu tepat guna lahir dari kegigihan masyarakat,
misalnya industri kecil yang membidangi beberapa aplikasi misalnya aplikasi
industri, perkeramikan, penggilingan, perbengkelan dsb. Dalam hal itu paroki
dengan BTP nya pernah menjadi acuan untuk industri agroperkebunan karet,
pertukangan, peternakan.
-
Dalam
rangka melihat perjalanan Gereja “KAPAL” diadakan sinode pertama tahun 2001 dan
tahun 2008 persiapan tingkat paroki dan dekanat untuk sinode lanjutan tahun
2009. Dalam rangka itu Paroki Baturaja mengadakan musyawarah Paroki pleno
khusus pada tanggal 22 Juni 2008 di Pusar hadir 67 tokoh/perwakilan dari umat
paroki guna merefleksikan perjalan paroki sesuai dengan panduan keuskupan.
Dalam musyarwarah difokuskan membedah tiga keprihatinan dan kegembiraan yaitu :
1. Disadarinya pengetahuan dasar iman
umat dirasakan minim, menurun
2. Disadarinya umat kurang
terlibat/acuh, pakewuh akan hidup bermasyarakat dan berpolitik hanya berkutat
seputar altar.
3. Disadarinya bahwa Komunitas Basis
atau organisasi gereja baik territorial maupun kategorial umumnya mandeg (juga
mempertanyakan fungsi Dekanat yang belum sesuai dengan maksud dan tujuannya,
selama ini baru merupakan rapat rutin para pastor dekanat ?). Hasil lengkap
muspar Baturaja ada dalam rumusan tersendiri.