KATA PENGANTAR
Dalam rangka mempersiapkan tindak lanjut Sinode KAPAL ke – 2 tahun 2009 (rencana) Keuskupan menghimbau seluruh paroki terlibat aktif seluruh proses dari segmen paling dasar. Hal ini dimaksudkan agar Keuskupan mendapat gambaran obyektif dinamika umat yang pluralis dan berdiaspora. Salah satu materi penting Sinode adalah Sejarah dan profile paroki. Dari sini kita atau generasi kemudian dapat mengetahui data atau informasi penting tentang cikal – bakal terjadinya umat Katolik perdana dengan visi – misi dan proaksi jaman perintisan. Dewan Paroki St. Petrus – Paulus Periode 1996 – 1999 telah dengan baik menyusun sejarah singkat paroki. Berkaitan dengan hal itu dan dengan persiapan Sinode ke-2 KAPAL tahun 2009 DPP periode 2005 – 2008 mencoba untuk menyempurnakan penulisan sejarah paroki dengan penambahan data – informasi disana – sini dari pelbagai narasumber (saksi sejarah) dengan sistematika yang dianjurkan KAPAL.
Tim penulis mengakui kekurangan dan keterbatasan karena mendokumentasikan sejarah apalagi bernuansa iman dari berbagai informasi cukup sulit-kompleks. Semoga penulisan kali ini dapat melengkapi penulisan pertama. Terima kasih dihaturkan kepada para tokoh sejarah yang masih sugeng., terima kasih kepada semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang langsung maupun tidak langsung membantu pengayaan penulisan sejarah singkat Paroki St. Petrus dan Paulus Baturaja.
Berkaca pada sejarah semoga kita tidak melupakan arti sejarah dan menjadi generasi handal seperti biji – biji atau benih yang ditabur sang penabur yang jatuh tumbuh dan berkembang dan semua menghasilkan
Baturaja 26 Juni 2008
Atas nama DPP 2005 – 2008
Tim Penyusun :
- RB. Tri Sigit S.pd
- Fx. Andi Setiadi
- Agus Widodo
- Drs. Ambrosius Parjan (Alm)
- M. Jalil
- Benedictus Beni. Dwi Atmoko
- A. Sugiyanto
- Rm. S. Joko. S. Pr.
- Yuliantoro. SH
- Ruswanto
- Drs. B. Maryono (coordinator)
PROFILE PAROKI
Pengantar.
Paroki Santo Petrus dan Paulus terletak di Kabupaten Ogan Komering Ulu. Bersama dengan Paroki Sang Penebus Batuputih OKU dibentuk pada tahun 1950. Berdasarkan UU No. 11 Tahun 1950 tentang Pembubaran Negara Bagian Sumatera Selatan. Perpu Darurat No. 4/1956 tentang Pembentukan Daerah Otonomi Kabupaten. Ketetapan Gubernur SUMSEL No. GB/100/20 Maret/1950 tentang Batas – batas daerah OKU. UU No. 28 /1959 membentuk Kabupaten OKU yang beribukota di Baturaja. Dengan keluarnya UU No. 37/2003 OKU berotonomi menjadi OKUT, OKUS. Luas wilayah OKU 4.797,06 KM2 terdiri dari 12 kecamatan 130 desa dan 10 kelurahan. Jumlah penduduk 278.645 jiwa (sensus 2004). Pencaharian utama penduduk bertani dan berkebun, kemudian buruh, pegawai, pedagang dan pengusaha. Kesempatan kerja penduduk adalah 40 kesempatan kerja berbanding dengan 3.566 orang pencari kerja dengan tingkat pendidikan SLTA keatas.
Visi OKU adalah : Terwujudnya masyarakat OKU yang bertaqwa kepada TUHAN YME maju sejahtera dan berkesadaran hokum.
Keadaan Penduduk OKU
No. Kecamatan Penduduk Katolik Gereja/Rumah Ibadah
1. Baturaja Timur 88.675 4 ribuan 1
2. Baturaja Barat 29.929 2 ribuan 2
3. Peninjauan 47.975 3 ratusan 1 Bindu
4. Sinar Peninjauan 2 ratusan 1 BTM Unit 10/12
5. Lubuk Batang 28.963 2 ratusan 1 Merbau
6. Lubuk Raja 2 ratusan 2 BTM Unit 2/3
7. Semidang Aji 22.654
8. Pengandonan 15.343
9. Ulu Ogan 8.215
10. Sosoh Buay Rayap 11.579
11. Lengkiti 25.312
12. Muarajaya
278.645 (sensus tahun 2004)
1. Agen – Pelaku Pastoral
Berikut ini adalah pelaku/subyek pastoral yang mempunyai andil dalam mewarnai dinamika pastoral paroki:
No. Pelaku/Subyek KINERJA PASTORAL
Keadaan Jumlah Kinerja Pastoral
1. Imam/Pastor Mencukupi Memenejerial kegiatan pastoral, dibantu tenaga
Pastoral lainnya
2. Dewan P. Paroki Mencukupi Peran/keterlibatannya mencukupi DAN CUKUP
AKTIF tetapi perlu mendapat pengembangan dan
Koordinasi.
3. Biarawan/I Mencukupi Selama ini kerjasama dalam pastoral liturgi
atau peribadatan dan social karitatif tetapi prinsipnya
mereka siap dilibatkan di manapun kegiatan pastoral
1. Kelompok kategorial;
a. WKRI Konsisten pada AD-ART kiprah belum optimal
b. Pemuda Katolik tinggal nama perlu reorganisasi
c. PMKRI perlu dibentuk
d. ISKA perlu dibentuk
e. Legio Maria insidental
f. Paguyuban IBU PAROKI kiprah belum optimal
g. Paguyuban PNS – TNI – POLRI, incidental
h. Paguyuban Pelajar katolik non katolik temu dalam konteks belajar agama extra jam sekolah
i. Sekolah minggu, cukup mendapat pendampingan
j. Persekutuan Doa Karismatik, mulai akan beroperasi
5. Peran serta umat Cukup dan dapat terus meningkat tergantung top managernya
2. Sosialitas dan Keterlibatan dalam masyarakat
No SUBYEK RELASI GAMBARAN HASIL KINERJA
1. Masyarakat setempat Umumnya cukup baik umat katolik dapat di terimah dalam piuralitas
masyarakat
2. Agama-agama lain Membina kerukunan,silahturami,pembangunan dan pemahaman
bersama makna toleransi yang di rasa masih kuran padu,aturan
main belum optimal dijalankan
3. Pejabat pemerinta Relaksi kurang - nuansanya pasif / menunggu jika ada waktu
tertentu pihak pemerintah yang masih terkesan birokratis, suasana
good government hingga kini masih dalam keadaan 'aman' kinerja
aparatur secara umum belum optimal, kolusi, nepotisme, indikasi
menurun. Bergiat dalam hal pembangunan fisik, rehab sarana
prasarana selama ini terkesan pada obyek / proyek yang rutin
(itu – itu saja)
4. Ekumene Okumene OKU sudah mempunyai MOU tetapi belum optimal
praksinya.
5. Instansi lain:
A. Bimas katolik Adanya Bimas katolik di suatu kabupaten merupakan hak atau
kepentingan umat katolik, perwujudan UUD 1945, adalah kewajiban
negara memfasilitasi warganya sesuai dengan konsitusi, tetapi
hingga kini belum ada bimas katoliknya. Tugas Bimas katolik adalah
menjalankan tugas negara bidang agama guna memfasilitasi Gereja/
umat beragama. Sebagai lembaga adalah patner gereja (hubungan
simbiosis mutalisme), menjalankan fungsi mediasi dan fasilatasi
dan sebagai umat katolik adalaah akses efektif untuk memberi
kesaksian – evanggelisasi kepada masyarakat yang pluralis.
Seiring otonomi Bimas katolik ada di OKUT,OKUS
B. Catatan Sipil salah satu saluran guna membuat dokumen resmi penting umat.
C. KNPI Wadah strategis kaum muda guna memberi arti nasionalisme/
kaderisasi.
Wadah strategis bagi perjuangan wanita dan memberi arti
Nasionalisme/kaderisasi
D. GOW Wadah strategis bagi perjangan wanita dan memberi arti
Nasionalisme
E. FKUB Wadah perwujudan trilogy kerukunan umat beragama sesuai
SKB no. 8 – 9 tahun 2006.
F. Kepanduan Wadah strategis kaderisasi
G. Media Sarana efektif menyuarakan visi – misi Gereja, perlu kearifan
Operasionalnya
Secara umum pada point 5.A – G, apresiasi kita masih amat kurang.
UNSUR INTERNAL GEREJA
NO. ASPEK – BIDANG GAMBARAN KINERJA
1. Perekonomian Pada umumnya perekonomian masyarakat OKU cukup baik
Selaras dengan meningkatnya pangsa komoditas seperti; karet,
Sawit, kopi, coklat, lada dan tanaman lainnya serta adanya
remunerisasi system pengajian baik oleh Negara maupun privat.
Akses yang perlu diwaspadai adalah “budaya” konsumtif, instant,
tergantung mekanisme pasar, rendah kreatifitas, belum produktif
dan belum bermaskot (model produk andalan, unggulan). Biaya
hidup tinggi dan unit – unit penyangga ekonomi kurang berfungsi,
tempat tinggal layak bagi warga masih menjadi masalah.
2. Pendidikan Apresiasi masyarakat sangat tinggi, lembaga pendidikan bermutu
Atau unggulan sangat diminati, akses pendukung/ikutnya tumbuh
Subur dimana – mana. Model pendidikan kita diantaranya :
a. Umum versi DIKNAS (negeri)
b. Umum versi privat/swasta
c. Khas keagamaan versi DEPAG (negeri)
d. Model pendidikan versi Katolik (Xaverius)
e. Model Sekolah Luar Biasa
f. Model pendidikan luar sekolah
3. Keamanan OKU secara umum merupakan ranah yang aman, kondusif dan
Rendah konflik maupu criminal, aparat bertindak proporsional
Walau budaya tertib hukum secara umum belum berjalan optimal.
4. Primordialisme/kesukuan Dari segi tradisi masih cukup kuat terutama dalam bingkai agama/
Kepercayaan, karya social Gereja biasanya rentan isu SARA.
5. Perbandingan antar etnik 50 % pribumi-asli, 35 % Jawa – Madura – Bali, 15 % keturunan dan
Lainnya.
6. Situasi Seni/tradisi Apresiasi empiris seni yang masih hidup ritual keagamaan, prosesi
Etnik/Suku perkawinan, persedekahan dalam aneka intensi dan pakaian
Keagamaan, Seni Kontemporer/Pop mendominasi identitas budaya
Daerah cenderung tereliminasi, “ perang nilai “ antar, inter budaya
Sedang terjadi. Budaya disiplin dan kerja keras belum menjadi
Kebiasaan.
7. Keadaan Lingkungan Hidup AMDAL kurang berfungsi
Alih fungsi lahan kurang diatur /tata ruang tidak diindahkan
Pencemaran DAS
Over penggunaan zat kimia – manajemen sampah tidak / belum ada
Minim pemerhati lingkungan
Perubahan iklim cenderung ekstrim
Timbul aneka penyakit yang meresahkan
Rentan terhadap bencana
Disiplin warga akan limbah rumah tangga rendah